Sabtu, 01 Agustus 2009

information of natural jambi

jambi adalah salaha satu propinsi dinegara indonesia..tepatnya dipulau sumatra berbatasan dengan sumatera barat, palembang, dan bengkulu...
kalo boleh dibilang jambi adalah sumatera tengah dong..he..he ya tepatnya sih begitu,,,
tapi ga ada sih yang bilang jambi itu sumatera tengah,,tapi pokoknya kalau ada yang tertarik berpariwisata saya sarankan pada musim kemarau seperti sekarang ini..pasti ada yang heran dong kok..kenapa mesti kemarau..he,,he!iya soalnya sungai batang hari yang nota bene sebagai sungai kebanggaan dipropinsi jambi yang mana sungai itu ada sepanjang negeri jambi..
soal sejarahnya sungai batang hari saya pun tidak begitu paham..namun ada mitos dari cerita orang-orang tua kami dahulu bahwa..sesungguhnya di sepanjang sungai batang hari terdapat seeokor mahluk raksasa yang berupa ular...ular itu dinamakan ular BIDAI ..ga tau maksudnya apa..mungkin karena dialeg dari masyarakat melayu jambi badai menjadi bidai..karena dahulu katanya ular ini muncul kepermukaan sungai batang hari di saat hujan deras disertai angin dan guntur..saya ceritakan satu kisah tentang kemunculan ular bidai ini..dahulu kala ditanah jambi ada seorang RAJA yang memiliki seorang anak..yang masih berusia sekitar 5 - 6 tahunan..si anak main ketepi sungai batang hari tanpa sepengatahuan dari dayang2 istana..setelah beberapa waku lamanya..sang anak tidak juga pulang semua dayang ditanyakan dan tidak ada yang bersuara...hingga akhirnya RAJA memutuskan untuk memanggil ahli nujum..atau dukun,,atau orang sakti lah..untuk mencati tau apa yang terjadi dan kemana perginya sang buah hati tercinta..
setelah melakukan sedikit ritual sang ahli nujum atau pawang dari sungai batang hari,,masuk keladam air..dan mencoba mencari tahu ..sang ahli nujum membawakan seutas tali yang diikat pada tebing jurang dari sungai batang hari..dia berpesan jika nanti ada tarikan dari tali yang dia bawa..maka prajurit bersama para warga harus menarik tali tersebut,..tidak begitu lama tali pun mendapat sentakan yang artinya warga harus menarik tali tersebut,,dengan susah payah akhirnya usaha tersebut membuahkan hasil..warga begitu histeris dan terkaget bukan kepalang melihat sosok ular yang kita sebut NAGA..begitulah ukuran naga tersebut menurut cerita orang2 tua dahulu..
terlihat sang anak raja terbujur kaku didalam lilitan ular tersebut..sang ahli nujun dengan susah payah merebut sang anak hingga akhirnya memilih cara kekerasan...sang ulat dihujamkan sebilah sangkur kemata sebelah kirinya hingga mata si ular buta..semenjak saat itu tidak ada lagi yang pernah menceritakan tentang kejadian-kejadian seputar ular tersebut..wallahu alam..
itu sedikit dongeng tentang sungai batang hari...dan pernah juga ada kejadian yang juga saya dengar dari warga sedikit riskan juga tapi anggap aja sebuah dongeng..katanya pernah dijambi orang akan melakukan pengeburan untuk mencari minyak bumi..namun tak ayal hasil yang didapat mata bor berhentai pada galian yang mengandung cairan yang sebelumnya dikira minyak..dan setelah diperiksa mata bor menancap pada unsur daging dan darah..mungkinkah ular yang pernah hidup pada zaman kerajaan malaka kecil dulu masih hidup dan tertidur lelap untuk suatu hari bangkit.,sebagai mahluk penutup akhir zaman..wallahualam..
O..iya lupa!kita kembali lagi pembahasan kenapa sih kalu tamasya kejambi mesti musim kemarau yang panjang kayak sekarang ini..hal ini karena pada musim kemarau sungai batang hari yang memiliki luas sekitara panjang lapangan sepakbola itu menciut karena airnya kering hingga sampai seperempatnya saja..bayangkan..dan yang menariknnya lagi suasana yang seperti itu terlihat seperti pantai namun dengan pasir..yang begitu hangat dan sangat enak buat berjemur dipagi hari...lokasi tersebut tepatnya disekitar kabupaten batang hari..
dan nanti akan saya sambung dengan lokasi wisata lainya..oke

1 komentar:

  1. ha..ha..menarik juga tuh..coba deh kapan-kapan kita2 maen kejambi ke pantai sungai batang hari enak dong,,asik dong dari pada nginap di mariot terus meledak mending tak gendong..ha..ha..

    BalasHapus